Perikanan
Kabinet Kerja di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo. Kisah sukses wanita
kelahiran Pangandaran, Jawa Barat, pada 15 Januari 1965 yang selama ini
merupakan CEO dari beberapa perusahaan penerbangan (aviation) dan maritim,
tidak terlepas dari kerja kerasnya sejak remaja. Susi Pudjiastuti berani
memutuskan berhenti sekolah saat masih duduk di bangku kelas dua sekolah
menengah demi mencari nafkah dan belajar mandiri.
Namun,
Susi juga sadar diri bahwa diperlukan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa bergantung lagi kepada orang tuanya. Lahir dan besar di pesisir
Pantai Pangandaran pun menginspirasinya untuk memulai usahanya di bidang
perikanan.Dia menjual ikan dan lobster yang dimulai dengan modal pribadi dan
pinjaman. Lambat laun, usahanya berbuah hasil yang terus berlipat ganda.
Kemudian, Susi memutuskan untuk membeli sebuah helikopter, yang tujuan awalnya
untuk mengangkut dan memasarkan ikan-ikan segar ke berbagai kota di Indonesia.
Membuka
bisnis penerbangan menjadi salah satu cara bagi Susi Pudjiastuti untuk berbuat
kebaikan. Pemilik dan CEO maskapai domestik Susi Air (PT ASI Pudjiastuti) ini
mengaku, berbisnis bukan semata demi mencari keuntungan, tapi juga berbuat
banyak kebajikan dan hal positif untuk pihak lain.
Saat
mengunjungi daerah-daerah terpencil di Indonesia untuk membuka rute baru atau
meninjau usahanya, Susi pun sangat senang jika bisa mengajak penduduk lokal
untuk naik pesawatnya. Karena itu, ia pun seringkali mengajak anak-anak kecil,
nenek-nenek, dan orang-orang kampung yang biasanya melihat dari pagar bandara
untuk penerbangan hiburan (joy flight). Dengan pesawat-pesawat yang
dimilikinya, Susi juga mengaku biasa memberikan bantuan jasa kemanusiaan kepada
sesama, seperti menyalurkan makanan, bantuan kesehatan, dan pendidikan bagi
masyarakat yang berada di daerah terisolir atau pun terkena bencana.
Tak disangka, bencana Tsunami Aceh pada akhir 2004
membawanya ke daerah di ujung barat laut Indonesia itu untuk mengangkut
barang-barang bantuan.Dari kegiatan di Aceh tersebut, orang-orang pun mulai
mengenal Susi Air sebagai perusahaan penerbangan perintis. Setelahnya, usaha
penerbangannya semakin berkembang, begitu juga di bidang perikanan. Susi pun
membeli beberapa pesawat sepulang dari Aceh dan memperluas bisnis perikanannya.
Ketika ditanya jurus sukses
mengembangkan usaha penerbangan dan perikanan, Susi menjawab, semua yang
terjadi di kehidupannya begitu cepat, sehingga yang dibutuhkan hanyalah bekerja
keras.
Bagi dia, menjalankan dua bisnis
sekligus, penerbangan dan perikanan, sama sulitnya. Apalagi, punya tantangan
berbeda. Bisnis penerbangan memiliki standar operasional dan regulasi yang
rumit, sehingga pengusaha harus tunduk terhadap aturan yang sangat ketat.
Sedangkan bisnis ikan membutuhkan kontrol kualitas (quality control) yang baik
karena ikan-ikan yang segar dan sehat sangat dibutuhkan untuk diolah menjadi
produk makanan yang dikonsumsi banyak orang.
Dari
bisnis yang ditekuni selama sembilan tahun terakhir dan kerja kerasnya, Susi
telah mendapatkan banyak penghargaan baik di dalam negeri maupun internasional.
Beberapa di antaranya APEC Women and The Economy Summit (WES) 2011, The
Indonesian Small & Medium Business Entrepreneur Award (Kemenko
Perekonomian, 2010), Sofyan Ilyas Award. (Kementerian Perikanan dan Kelautan
RI, 2009), Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan (Gubernur Jawa Barat,
2008), Pelopor Ekspor Ikan Laut (Gubernur Jawa Barat, 2005), Young Entrepreneur
of The Year (Ernst and Young Indonesia, 2005), Primaniyarta Award for Best
Small & Medium Enterprise (Presiden RI, 2005), serta Pelopor Wisata
(Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, 2004).
Sebagai
pengusaha penerbangan perintis, Susi memiliki ambisi menjadikan Indonesia yang
berbentuk kepulauan ini serasa sebuah benua, sehingga mudah bagi masyarakat
untuk mengunjungi daerah-daerah terpencil sekalipun.
Dan
menurut pendapat saya, Ibu Susi Pudjiastuti cocok menjabat sebagai menteri
perikanan & kelautan. Ibu Susi Pudjiastuti ini adalah orang yang hebat. Memulai
bisnis dari nol sampai punya bandara sendiri. Dia juga pekerja keras, tegas
namun baik hati. Banyak nelayan lokal yang dibantu oleh beliau dengan
cuma-cuma. Karena pengalaman puluhan tahun beliau di bisnis perikanan dan
kelautan, beliau jadi agak keras terhadapa pencurian ikan, pencemaran
lingkungan dan birokrasi pemerintah yang buruk karena bagi beliau hal itu dapat
menghambat kemajuan nelayan lokal. Harapannya ada perubahan yang signifikan terhadap
kehidupan para nelayan. Karena selama ini dari tahun ke tahun, kabinet terus
berubah, namun kehidupan para nelayan masih belum berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar